Tidak hanya alamnya yang Indah dan budaya yang eksotik, Bumi Flores juga dikaruniai kandungan sumber energy ramah lingkungan yang cukup berlimpah, yaitu Panas Bumi. Kondisi alam yang bergunung-gunung, dengan banyak lipatan dan patahan yang menandakan masih tingginya aktifitas vukanis di pulau ini, menjadi salah satu indicator besarnya potensi panas bumi di Pulau Flores.
Flores sebagai pulau dengan potensi panas bumi yang besar, maka pembangunan pembangkit diprioritaskan jenis PLTP. Kapasitas total PLTP yang dapat dibangun sampai dengan tahun 2025 mencapai 100 MW. Diharapkan, di masa depan Flores akan menjadi daerah percontohan dimana pasokan listriknya didominasi oleh energi bersih panas bumi. (Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik 2016-2025). Namun sayangnya, baru 6,5% dari total potensi panas bumi yang baru dimanfaatkan untuk pasokan energy listrik di pulau ini.
Dengan pertumbuhan ekonomi 5,6% pada tahun 2015, pertumbuhan konsumsi listrikdi NTT mencapai 12,5% selama satu tahun. Kondisi ini dipacu dengan semakin menggeliatnya aktifitas pariwisata di NTT, khususnya di Pulau Flores dan Alor. Namun pertumbuhan konsumsi ini tidak diiringi dengan penambahan pembangkit dan jaringan yang memadai, sehingga untuk mengimbanginya pemerintah melalui PLN menambah pembangkit berbahan bakar Diesel (PLTD) secara isolated di beberapa lokasi. Akibatnya biaya produksi listrik menjadi sangat tinggi dengan keandalan pas-pasan.
Saat ini, terdapat 2 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang beroperasi di Pulau Flores, yaitu PLTP Ulumbu dengan kepasitas 2 x 2,5 MW dan PLTP Mataloko dengan kapasitas 1×2,5 MW. Menurut data RUPTL 2016-2025, kedepan akan dilakukan pengembangan PLTP Ulumbu dengan total kapasitas 2×20 MW dan PLTP Mataloko dengan total kapasitas 20 MW. Disamping itu juga akan dibangun PTLP Sokoria 30 MW dan PLTP Oka Ile Ange dengan kapasitas 10 MW. Sehingga ditargetkan pada tahun 2024 pasokan listrik di Pulau Flores sudah bisa dipenuhi dengan energi panas bumi yang bersih sebesar 110 MW.
Meski target tersebut cukup ambisius, mengingat kendala yang akan dihadapi dilapangan yang cukup banyak seperti kendala pendanaan dan pengadaan lahan, namun rencana pembanguan ini sepatutnya mendapatkan dukungan dari semua stakeholder, baik itu pemerintah dan masyarakat, mengingat Panas Bumi adalah energy bersih, ramah lingkungan dan dikategorikan sebagai energi terbarukan.
Disamping sebagai pemenuhan energi, sumber panas bumi juga bisa menjadi objek wisata alternatif , karena biasanya lokasi PLTP berada dipegunungan dengan hawa udara yang sejuk dan bersih serta pemandangan yang indah. Namun, dalam pengembangannya, pemerintah harus sangat memperhatikan aspek keberlanjutan (sustainabiliatas); sosial-ekonomi-lingkungan dari proyek-proyek PLTP tersebut akan dapat berdaya guna maksimal bagi masyarakat. Dan pada akhirnya, keberadaan PLTP ini diharapkan akan semakin melengkapi kecantikan Flores sebagai pulau bunga di jejeran kepulauan Nusa Tenggara. (tamat)
Komentar Terbaru