REUNI NARCIS di RANAH MINANG:Babendi-bendi di Kota Padang

Kamis pagi, sebelum berangkat ke Pulau Sikuai dan setelah sarapan mie rebus di hotel, kami segera jalan kaki ke Pusat kota, tepatnya di Ruang terbuka Hijau Imam Bonjol yang merupakan alun-alun kota Padang.

Disini kami menyewa bendi (setelah tawar-menawar akhirnya saya dapat si Bapak Kusir bersida mengantar kami keliling kota Tua Padang dengan Bendi cuma Rp. 30 rb..hehe). Ohya, Bendi adalah alat transportasi tradisional Minang, kalau di Jawa namanya Andong atau Dokar.

berikut rute “Babendi bendi di kota Padang” kami

Tujuan pertama adalah Mesjid Raya Gantiang, mesjid tertua di Kota PAdang. Perlu digaris bawahi, Kota Padang yang dimaksud adalah Kota Padang lama, bukan daerah Kotamadya Padang sekarang. Arsitekturnya unik, perpaduan gaya Belanda, Minang, Maroko dan China. Dari jauh, atap mesjid ini mirip pagoda china, berundak-undak dan dengan ujung lancip.

Setelah puas foto-foto didepan Pelataran Mesjid tua ini, Pak Zul, kusir bendi, segera membawa kami ke arah kampung pondok. KAlau Mesjid Raya Ganting berada di daerah mayoritas pribumi asal Minang, Kampung Pondok di huni oleh masyarakat keturunan Tiong Hoa yang sudah berbaur dengan masyarakat Padang. Bahasa keseharian, makanan dan kebiasaan pun sudah mengikuti kebiasaan masyarakat Minang pada umumnya. Disini kami disuguhi jejeran gedung-gedung tua yang masih di huni. Sebagian besar masih terawat, tapi ada beberapa yang sudah ditingalkan begitu saja dan hampir runtuh. Bahkan ada beberpa gedung dijadikan sarang burung walet. Lepas dari itu semua, koleksi bangunan tua di sini terbilang rapi, dan komplit.

Setelah Kampung Pondok kamu melewati beberapa daerah PAsar, Ada Pasar GAdang yang dulunya merupakan sentra bisnis terbesar di Pesisir Barat Sumatera, Pasar Tanah Kongsi yang 70% penjual dan pembelinya adalah keturunan Tiong Hoa, dan Pasar Batipuh. Kami juga melewati klenteng tertua di Pesisir Barat. Klenteng ini berdekatan dengan Gedung Pusat Kebudayaan TiongHoa Padang yang dikelola oleh Yayasan Himpunan Bersatu teguh dan juga merupakan pusat perayaan Imlek di Kota Padang. Kalau pas Imlek, kawasan ini akan merah meriah, hampir seluruh masyarkaat kawasan Muaro, baik dari Minang, Nias atau TiongHoa bahu membahu merayakannya.

Dari kawasan Klenteng, kami akhirnya bertemu dengan Pelabuhan Muaro yang pernah jadi primadona dan kawasan tersibuk di seantero Sumatera ketika sumbar masih masih jadi sentra Perkebunan, Emas dan Barubara. Kini, sisa-sisa kejayaan itu masih bisa terlihat dengan jejeran gedung-gedung bank, hotel dan gudang-gudang disekitar pelabuhan tersebut.

Disini juga menjadi saksi cinta abadi Siti Nurbaya dan Syamsul Bahri, dua remaja asal kota Padang pada era 1920an. Kisah cinta mereka diangkat melegenda dan diangkat kedalam roman “Siti Nurbaya” oleh Marah Rusli kedalam Novel. Kisah cinta mereka kemudian diabadikan dengan dibangunnya Jembatan Siti Nurbaya yang menghubungan Kota Padang dengan Gunung Padang. Dari atas jembatan ini kita akan disuguhi nuansa romantis pelabuhan muara dengan latar belakang Pegunungan Bukit Barisan jauh dibelakang sana.

Setelah jembatan Siti Nurbaya, Pak Zul segera membawa kami ke Dermaga Wisata Bahari. Disinilah perjalanan Berbendi-bendi di Kota Padang harus di akhiri karena kami akan bertolak menuju pulau surga, Sikuai.

Hmm…Sekarang barulah saya paham, kenapa Orang Padang itu kalau berpantun merayu gadis impian mereka begitu ahli, alamnya yang indah dan romantis memang memberi inspirasi untuk merangkai kata-kata indah yang bisa membuat gadis manapun akan bertekuk lutut…Siti Nurbaya buktinya..heehehe

Ruko JADOEL

Ruko JADOEL

padang

Padang Sky View

Mesjid Raya Gantiang

Mesjid Raya Gantiang

 Mosque meet Pagoda

Mosque meet Pagoda

Used to be Bussy

Used to be Bussy

Pusat Budaya Tiong Hoa - Padang

Pusat Budaya Tiong Hoa – Padang

The Oldest Klenteng in West Coast

The Oldest Klenteng in West Coast

RTH Imam Bonjol

RTH Imam Bonjol

Amsterdam van Sumatra

Amsterdam van Sumatra

Categories: vacation | Tag: , , , , , | 7 Komentar

Navigasi pos

7 thoughts on “REUNI NARCIS di RANAH MINANG:Babendi-bendi di Kota Padang

  1. Yuppy wedding

    hello, salam kenal,,,
    saya tau alamat blog anda dari milis IBP
    kebetulan sejak beberapa bulan terakhir saya sangat kepikiran jalan2 ke Padang,,,
    tapi gak punya relasi di sana yang bisa jadi guide,,,
    rencananya mau travel sendirian,,,
    gak backpacking banget sih,,,
    pengen menikmati jalan2 aja
    meski dengan budget yang juga gak banyak
    sempet baca info di majalah kereta, kalo rute kereta padang-sawahlunto itu viewnya oke berat,,,
    jadi tertarik,,,
    kalo bwat cewek sendirian, aman gak ya ?
    saya rencananya ke sana akhir juli (29/30) sampe awal agustus,,,
    jujur aja belum beli tiket nih,,,
    palingan dadakan aja,,,
    bisa bantu ?

    • botsosani

      Mbak Yuppie, meskipun saya orang Minang, saya sudah 10 tahun tidak berdomisili di Sumatra Barat. KAlau masalah keamananm, SUMBAR bisa dikatakan sebagai propinsi teraman di Indonesia, selama kita menghormati kaidah lokal, seperti pakaian dan sopan santun. Ga ribet-ribet amat, mbak ga harus berjilbab atau pake baju kurung, cukup berpakaian sopan dan hindari short pants tank top kecuali di pulau atau resort. Kalau mbak jalan-jalan sendirian, usahakan jam 9 malam sudah kembali ke hotel, bukan masalah keamanan, tapi bagi masyarakat Minang yang masih homogen, perempuan yang masih di luar rumah diatas jam 10 malam dianggap kurang baik dan citranya agak negatif.
      Transportasi umum di Sumbar terbilang bagus dan nyaman. Masing-masing kota dihubungan oleh bus reguler, atau travel dengan harga yang lebih mahal tentu dengan kenyaman yang lebih baik. Namun, kalau ingin lebih leluasa sight seeing, lebih baik mbak nyewa mobil dengan drivernya, karena medan jalan di SUMBAR terkenal menanjak dan berliku karena sebagian besar merupakan area pegunungan.
      Kemudian untuk hotel, kalau Mbak lebih suka alam pegunungan, Bukittinggi adalah pilihan yang tepat, tapi sawahlunto juga menggoda dengan little Netherlandnya. Sawahlunto lebih apik dan nyaman, bersih dan sangat pas untuk citywalk, namun relatif lebih sepi ketimbang bukittinggi.
      Kalau mbak menyukai laut dan pantai, lebih baik menginap di dekat Pantai Padang.
      Beberapa waktu yang lalu memang sudah diresmikan kereta Api Padang Panjang – Sawahlunto, tiketnya kalo ga salah 60 ribu. Beroperasi hari sabtu dan minggu. Pemandangannya…jangan ditanya lagi, konon sih yang bisa ngalahin cuma mountain railwaynya Swiss. (Konon ya, secara saya belum pernah coba yg di Swiss). Untuk lengkapnya, coba ada lihat-lihat di http://www.west-sumatra.com
      Segitu aja mbak, nanti saya coba cari up dated info terakhir nya ya.

      salam

  2. Yuppy wedding

    terima kasih atas info-nya.
    jadi tambah penasaran dengan train track padang panjang -sawahlunto yang bener2 oke.
    kebetulan saya berjilbab, jadi urusan pakaian no problem.
    saya juga coba cari2 relasi di sana deh.
    bwat jadi guide.
    saya sendiri gak bisa nyetir.
    atau saya speak up di milis ibp ya ?
    saya belum pernah backpackeran sama orang yg gak dikenal.
    jadi masih gak pede.
    anyway,sekali lagi terima kasih banyak ya.

  3. novi

    hi, sama ney br tau blognya dr ibp ;p

    mo minta bantuan ney…(ngarep banget dibantu hihihi…)
    agust besok aq mo ke padang (ber2) ala backpercker, udh banyak searching jg, cm ga yakin aja ttg beberapa hal.
    – krn AA flightnya sore (jam 5an), maonya sih lgsng ke bukittinggi utk inap 1malam disana. Apakah bila langsung ke bukittinggi MALAM HARI memungkinkan? aman utk kondisi jln yg berkelok-kelok? travel plat hitam msh ada pd mlm hari? coz katanya ngetemnya aja lama so aq ambil kesimpulan ga byk orang yg kebukittinggi, kalo malem kira2 msh ngangkut kaga ya travel plat hitam itu?
    – plaza andalas = minang plaza ? (bandara-bukitinggi katanya hrs ke plaza andalas dulu, tp ada jg yg ksh tau minang plaza. kl tdk sama, lbh baik ambil yg mana biar cepat sampai bukitinggi?
    – lembah harau itu beneran ada angkot kaga yaa? rutenya (naik dr mana) tau kaga ? coz banyak yg blng hrs sewa mobil ? qt mao nya ngankot aja biar irit hihihi..

    beneran, ngarep banget utk dibantu neh…soalnya beberapa orang yg ditanya bukan urang minang, mrk hanya traveling jg kesana…
    thanks banget ya sebelomnya…

  4. nurul

    mas..
    kasi info hotel sekitaran jembatan siti nurbaya dunk ato yg tengah kota yg bersih dan murah..

    makasiy ya 😀

  5. botsosani

    @Mbak Nurul…Hmm, dulu sih ada Hotel Batang Arau, persis di pinggir sungai deket jembatan Siti Nurbaya, bangunan ala Belanda dan oldish bgt, tapi kayaknya sudah ga beroperasi.
    Kalau kelas melati, ada hotel Immanuelle di jalan hayam wuruk, no telpnya (saya googling jg, 0751 28560), yang agak bagusan ada hotel Pangeran City, Hotel Inna Muara, Hotel Hang Tuah, dan lain-lain.

    Salam

  6. nurul

    hohoho..
    thx infonya yah..

    malas googling sebenernya, mwnya yg udah direkomendasikan ajah.. 😀

Tinggalkan Balasan ke botsosani Batalkan balasan

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.